Rabu, 29 Agustus 2012

KUNCI SUKSES REDOXON DOUBLE ACTION


  1. PENDAHULUAN
  1. Latar Belakang
Kesadaran masyarakat yang semakin tinggi, mendorong seseorang menjadi lebih concern untuk menjaga kesehatannya. Hal tersebut juga dibarengi dengan perkembangan ilmu dan teknologi yang semakin maju. Tingkat aktivitas seseorang yang tinggi, menuntut seseorang mengkonsumsi multivitamin untuk menjaga kesehatan tubuh agar tidak mudah terserang penyakit. Vitamin, khususnya C, merupakan salah satu zat yang diperlukan tubuh manusia setiap hari, sebagai antioksidan dan menjaga kekebalan tubuh terhadap berbagai jenis penyakit.
Produk vitamin C tergolong paling populer dan sering dikonsumsi masyarakat Indonesia. Cukup banyak produsen yang berkompetisi menawarkan berbagai jenis vitamin C. Produsen tersebut, antara lain PT. Bayer Indonesia (Redoxon Double Action), PT. Takeda Indonesia (Vitacimin), PT. Kalbe Farma (Xon-C) dan PT. Pyridam (Ester C). Bermacam-macam bentuk sediaan yang mengandung vitamin C yaitu tablet (C-IPI), tablet effervescent (Redoxon), tablet hisap (Vitacimin), serbuk (C-1000 sidomuncul), dan larutan (You C1000) (Dodi, 2009).  
Redoxon merupakan produk tablet effervescent vitamin C pertama di Indonesia, yang awalnya dihasilkan oleh PT. Roche Indonesia. Proses pembuatan tablet effervescent hampir sama dengan tablet konvesional, tetapi banyak hal penting yang harus diperhatikan untuk menjaga stabilitasnya. Oleh karena itu, tidak banyak produsen yang membuat tablet effervescent di Indonesia. Pada Januari 2005, bisnis obat bebas/Over The Counter (OTC) PT. Roche secara global diambil alih oleh PT. Bayer. Oleh karena itu, redoxon mulai diproduksi oleh PT. Bayer Indonesia.
Pada awalnya belum banyak produsen yang menghasilkan produk dalam bentuk tablet effervescent, sehingga redoxon menjadi market leader dalam tablet effervescent vitamin C. Saat ini ada beberapa produsen yang mulai masuk dalam pasar tablet effervescent vitamin C, antara lain Protecal Defense (PT. Konimex) dan Ester C Holisticare (PT. Pyridam). Walaupun demikian redoxon tetap menjadi multivitamin yang mempunyai market share tertinggi di Indonesia. Hal ini dibuktikan Redoxon Double Action dengan meraih penghargaan Top Brand Award untuk kategori Vitamin C, sejak tahun 2007 sampai dengan tahun 2009, berdasarkan hasil riset yang dilakukan oleh majalah Marketing dan Frontier Consulting Group.
Dengan hasil yang telah dicapai tersebut, penulis berkeinginan untuk mempelajari strategi marketing, khususnya PT. Bayer Indonesia dalam memasarkan salah satu produknya yaitu Redoxon Double Action (RDA).

  1. Substansi Pembahasan
Dalam karya tulis ini akan dibahas mengenai marketing mix PT. Bayer Indonesia Cimanggis Plant dalam mengembangkan Redoxon Double Action menjadi Top Brand Award kategori vitamin C.

  1. Maksud dan Tujuan
a)      Mengetahui keunggulan Redoxon Double Action dibandingkan dengan para pesaingnya.
b)      Mengetahui penerapan marketing mix PT. Bayer Indonesia Cimanggis Plant dalam memasarkan salah satu produknya yaitu Redoxon Double Action.

  1. TELAAH PUSTAKA
  1. Landasan Teori
Pengertian pemasaran adalah suatu sistem keseluruhan dari kegiatan usaha yang dirancang untuk merencanakan, menetapkan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang, jasa, dan ide-ide yang dapat memuaskan keinginan pasar sasaran dalam usaha mencapai tujuan organisasi (Swastha, 2000).
Kim dan Mauborgne dalam bukunya “Blue Ocean Strategy“ mengajarkan bahwa “Red Ocean Strategy” atau bersaing pada kondisi persaingan pasar yang sangat ketat, sudah tidak relevan lagi untuk diterapkan karena hanya menghasilkan kerugian dari para “pemain” yang ada pada pasar tersebut. Sebaliknya mereka menawarkan suatu konsep strategi baru yaitu “Blue Ocean Strategy” dimana strategi ini dilakukan dengan cara keluar dari padatnya kondisi persaingan dan berusaha untuk melakukan value inovation yang menghasilkan penawaran–penawaran baru atas kebutuhan yang belum terlayani dengan situasi persaingan yang lebih lengang (Chan and Mauborgne, 2005).
Brand awareness adalah ukuran kekuatan eksistensi kita di benak pelanggan. Brand awareness merupakan salah satu alasan konsumen untuk membeli suatu produk yang didasarkan hasil identifikasi atas suatu merk produk. Brand awareness meliputi :
a)      Brand recognition, merk yang pernah diketahui pelanggan. Strategi pengenalan sebuah merk produk yang ditekankan pada pengenalan produk baru atau merk baru dalam pasar.
b)      Brand recall, merk yang pernah diingat pelanggan untuk suatu kategori produk tertentu. Strategi perusahaan sebuah produk yang berusaha mengingatkan dalam benak pikiran masyarakat bahwa merk produk tersebut masih beredar di masyarakat.
c)      Top of Mind, merk pertama yang disebut pelanggan sebagai salah satu kategori produk tertentu (Chandra, 2008).
Marketing Mix (bauran pemasaran) adalah kombinasi dari empat variabel atau kegiatan yang merupakan inti dari sistem pemasaran yakni produk, struktur harga, sistem distribusi dan kegiatan promosi. Keempat unsur yang terdapat dalam kombinasi tersebut paling berhubungan dan saling mempengaruhi (Kotler, 2002).
a)      Product (Produk)
Produk ialah barang dan atau jasa yang ditawarkan di pasar untuk dikonsumsi oleh konsumen. Pengolahan produk termasuk di dalamnya perencanaan dan pengembangan produk dan atau jasa yang baik untuk dapat dipasarkan oleh perusahaan. Beberapa elemen dari produk tadi antara lain ialah kualitas, bentuk fisik, kemasan, merk dagang, servis dan lain-lain.
b)      Price (Harga)
Harga menduduki tempat yang penting karena akan menentukan penerimaan perusahaan. Dalam menentukan harus menitikberatkan pada kemampuan pembeli pada harga yang telah ditetapkan. Harga bukan semata-mata untuk menutupi biaya produk dan keuntungan yang diinginkan perusahaan, tetapi yang lebih penting akan menunjukkan persepsi konsumen terhadap suatu produk.
c)      Place (Distribusi)
Merupakan upaya agar produk yang ditawarkan berada pada tempat dan waktu yang tepat sesuai dengan kebutuhan konsumen dengan biaya wajar. Beberapa unsur yang perlu diperhatikan antara lain : saluran distribusi, jangkauan distribusi, persediaan barang dan transportasi.
d)     Promotion (Promosi)
Promosi merupakan salah satu variabel yang penting dalam pemasaran, yang merupakan suatu proses yang berlanjut. Adanya promosi dapat membantu pihak-pihak yang terlibat dalam pemasaran untuk memperbaiki hubungan antara pemasar dan konsumen (Kotler, 2002).



  1. Obyek Studi
a)      Redoxon Double Action
Redoxon Double Action mengandung dua nutrisi penting untuk membantu menjaga sistem daya tahan tubuh. Digunakan untuk membantu memenuhi kebutuhan vitamin C dan Zinc, misalnya pada saat flu. Juga pada keadaan demam, skorbut, gusi berdarah, penyembuhan luka, dan perawatan setelah operasi. Tiap tablet mengandung vitamin C 1000 mg, Zinc 10 mg, pemanis, pengisi dan aroma. Kemasan yang digunakan terdiri kemasan sekunder (karton) dan kemasan primer (tube) dengan warna karton yang didominasi warna kuning (Anonim, 2007).

b)     PT. Bayer Indonesia
PT. Bayer Indonesia merupakan perusahan penanaman modal asing (PMA) di bidang obat-obatan yang didirikan pada tanggal 14 Maret 1969. PT. Bayer Indonesia didirikan atas dasar lisensi dari Bayer AG sebagai perusahaan Penanaman Modal Asing (PMA) yang sahamnya semula dipegang seluruhnya oleh Bayer AG.
Sejak pertama kali didirikan pada tahun 1969, PT. Bayer Indonesia hanya berfungsi sebagai distributor produksi obat-obat PT. Bayer dari negara lainnya. Pada tahun 1971 PT. Bayer Indonesia mulai memproduksi obat-obatan yang digunakan untuk manusia dengan nama PT. Bayer Pharma Indonesia yang berlokasi di Jalan Raya Bogor Km. 28, Cibubur.
Setahun kemudian, PT. Bayer Pharma Indonesia mengembangkan usahanya dengan mendirikan PT. Bayer Agro Chemical yang berlokasi di kawasan Pulo Gadung, untuk memproduksi obat-obatan serangga seperti insektisida, pestisida dan lain-lain.
Dengan semakin berkembangnya PT. Bayer Pharma Indonesia, pada tahun 1981 didirikanlah PT. Bayer Anyer Chemical di Gresik, Jawa Timur. PT. Bayer Anyer Chemical memproduksi bahan-bahan makanan ternak, obat-obatan untuk hewan ternak, dan bahan baku yang diperlukan PT. Bayer Pharma Indonesia (misalnya asetosal dan piperazin).
Pada bulan Mei 1982, dilakukan penggabungan (merger) antara PT. Bayer Pharma Indonesia, PT. Bayer Agro Chemical, dan PT. Bayer Anyer Chemical sehingga PT. Bayer Pharma Indonesia berubah menjadi PT. Bayer Indonesia yang berlokasi di Jalan Raya Bogor Km. 28, Cibubur.
Pada tahun yang sama, PT. Bayer Indonesia melakukan go public dengan menanamkan sahamnya di Bursa Efek Jakarta (BEJ). Kemudian pada tahun 1997, PT. Bayer Indonesia berubah nama menjadi PT. Bayer Indonesia, Tbk. dan pada tahun 1998, PT. Bayer Indonesia, Tbk. memperoleh sertifikat ISO 9002.
Pada tanggal 31 Desember 2002, PT. Bayer Indonesia, Tbk. melakukan divestasi usaha kesehatan rumah tangga setelah pemegang saham PT. Bayer Indonesia, Tbk. menyetujui penjualan produk kesehatan rumah tangga kepada PT. Johnson Home Hygiene Product pada rapat umum pemegang saham luar biasa.
Pada saat yang sama, perseroan membeli seluruh saham PT. Aventis Club Science Indonesia sehingga usaha agro kimia dua perusahaan tersebut bergabung dan secara tidak langsung telah menempatkan perusahaan berada di jajaran atas pemimpin pasar untuk bidang ini.
Pada Januari 2005, bisnis obat bebas/Over The Counter (OTC) PT. Roche secara global diambil alih oleh Bayer, termasuk 5 pabrik yang salah satunya adalah pabrik di Indonesia (Jalan Raya Bogor Km. 32, Cimanggis, Depok). Dengan adanya akuisisi ini, saat ini PT. Bayer mempunyai dua buah pabrik yang memproduksi obat-obatan. Pabrik tersebut antara lain berlokasi di Cibubur dan Cimanggis yang dikenal dengan nama PT. Bayer Cibubur dan PT. Bayer Cimanggis. PT. Bayer Cibubur lebih banyak memproduksi obat ethical (dengan resep dokter), sedangkan PT. Bayer Cimanggis lebih fokus terhadap produk OTC dan suplemen. Selain memproduksi obat–obatan untuk pengobatan dan pencegahan penyakit pada manusia, PT. Bayer Indonesia khususnya Bayer Crop science yang berpusat di Surabaya juga memproduksi obat-obatan untuk penyakit pada tanaman, insektisida, dan lain-lain.
PT. Bayer Indonesia sebagai perusahaan induk di Indonesia sekaligus perusahaan yang menghasilkan dan memasarkan beragam produk Health Care dan Crop Science juga mengekspor berbagai produk farmasi berupa obat-obatan ke negara-negara di kawasan Asia-Pasifik seperti Australia, Filipina, Malaysia, Hongkong, Thailand, serta Taiwan. Untuk lebih mengembangkan usahanya, PT. Bayer Indonesia saat ini mengadakan perluasan pabrik dan penambahan fasilitas-fasilitas pendukung lainnya yang dapat menunjang dan memperlancar jalannya proses produksi serta peningkatan mutu produk. Dengan adanya pengembangan ini, pada tahun 2005 proyek Jakarta Excellence Project (JEP) yang diajukan PT. Bayer disetujui. Dengan realisasi proyek JEP ini secara sempurna, diharapkan akan dapat membantu PT. Bayer untuk lebih maksimal dalam pengembangan produksi OTC maupun suplemen, tidak hanya untuk kebutuhan lokal tetapi juga untuk kawasan Asia Pasifik (Agung, 2009).

c)      Strategi marketing mix Redoxon Double Action
Marketing mix adalah kombinasi variabel atau kegiatan yang merupakan inti dari sistem pemasaran yang terdiri dari strategi produk, harga, promosi, dan distribusi. Marketing mix yang dipilih harus disesuaikan dengan karakteristik pasar sasarannya. Strategi ini merupakan salah satu elemen penting yang dapat membangun ekuitas merk suatu produk.

  1. PEMBAHASAN
  1. Tablet effervescent
Redoxon yang pada awalnya dibuat oleh PT. Roche Indonesia, merupakan tablet effervescent vitamin C pertama kali di Indonesia. Sampai pindah tangan ke PT. Bayer Indonesia, tidak ada produsen yang bergerak dalam pasar ini karena proses pembuatannya yang tidak mudah. Dimana kontrol suhu sangat berpengaruh dalam stabilitas proses pembuatannya. Keunggulan tablet effervescent dibanding tablet biasa yaitu karena waktu larutnya yang cepat sekitar 2-3 menit, maka pada saat kita minum, zat aktifnya cepat diserap oleh tubuh. Selain itu juga merupakan sediaan yang cocok untuk zat aktif dosis tinggi dan tidak perlu menelan tablet sehingga menguntungkan untuk beberapa orang-orang atau anak yang sulit menelan tablet. Dibandingkan dengan bentuk larutan, kadar vitamin C pada produk dalam bentuk cair cenderung terus menurun dari waktu ke waktu. Vitamin C tergolong zat yang tidak stabil dan mudah rusak jika terlalu banyak terkena sinar matahari dan udara.
  1. Blue Ocean Strategic
Dengan tidak adanya pesaing dalam pasar tablet efferevescent, redoxon menjadi market leader dalam pasar tablet effervescent vitamin C di Indonesia. Meskipun produk-produk vitamin C sudah banyak beredar, tetapi vitamin C dalam bentuk tablet effervescent hanya redoxon. Strategi yang dilakukan seperti ini dikenal dengan istilah Blue Ocean Strategic. Blue Ocean Strategic merupakan suatu strategi dimana untuk mencari pangsa pasar yang orang lain belum masuk dan bagaimana diberdayakan untuk dapat menghasilkan keuntungan sendiri. PT. Roche telah menerapkan hal tersebut, dengan memproduksi tablet effervescent di Indonesia yang belum ada produsen lain yang membuatnya. Sehingga PT. Roche menjadi andalan untuk produsen tablet effervescent di Indonesia. Selain redoxon, tablet effervescent lainnya yang diproduksi PT. Roche dan saat ini diproduksi Bayer Indonesia adalah Berocca, Calsium D Redoxon (CDR) dan Supradyn.
  1. Brand awareness
Seiring perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, mulai muncul pesaing dalam pasar tablet effervescent vitamin C. Pesaing tersebut antara lain Protecal Defence Eff (PT. Konimex), Ever C 1000 Eff (PT. Konimex) dan Ester C Holisticare Eff (PT. Pyridam). Dengan demikian Blue Ocean Strategic akan berubah menjadi Red Ocean Strategic, seperti yang terjadi dalam pasar tablet vitamin C. Dimana awalnya hanya redoxon dalam pasar tablet effervescent vitamin C, tetapi dengan munculnya pesaing maka persaingan menjadi semakin ketat. Oleh karena itu, dibutuhkan usaha-usaha untuk tetap unggul dari pesaing-pesaing tersebut. Salah satu keuntungan redoxon dibandingkan para pesaingnya tersebut yaitu redoxon sudah mempunyai Brand awareness di masyarakat sejak diproduksi oleh PT. Roche Indonesia sampai diambil oleh PT. Bayer Indonesia. Brand awareness RDA telah terbentuk dalam benak masyarakat Indonesia sebagai suplemen vitamin C. Hal tersebut, menjadi salah satu unsur penting dalam pembentukan ekuitas merk RDA.
  1. Top Brand Award
Sejak diproduksi oleh PT. Bayer Indonesia, redoxon mengalami perkembangan yang cukup significant. Perubahan yang dilakukan yaitu dengan meluncurkan Redoxon Double Action (RDA) dengan kandungan zinc dan vitamin C yang lebih banyak yaitu 1000 mg, yang mempunyai fungsi untuk menjaga daya tahan tubuh dengan rasa jeruk. Dengan peluncuran produk baru tersebut, penjualan redoxon mengalami peningkatan. Hal tersebut ditandai dengan penghargaan yang diraih oleh Redoxon Double Action dalam hal Produk Terbaik (Top Brand Award) untuk kategori Vitamin C dari tahun 2007-2009. Produk ini menduduki posisi pasar tertinggi untuk kriteria pangsa pikiran (mind share), pangsa pasar (market share) dan pangsa komitmen (commitment share). Keberhasilan tersebut, tidak lepas dari strategi marketing PT. Bayer Indonesia dalam mengembangkan produk ini.
Penghargaan Top Brand diberikan berdasarkan hasil riset yang dilakukan oleh majalah Marketing dan Frontier Consulting Group. Sejak tahun 2007, Top Brand dilakukan dua kali setahun yang disebut Top Brand Fase I dan Top Brand Fase II. Redoxon Double Action masuk dalam survei yang dilakukan pada Fase II bersama dengan 81 kategori produk dan 30 kategori retail. Top Brand survei Fase II dilakukan di 6 kota besar : Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya, Medan dan Makassar, dengan responden pria dan wanita berusai 15-65 tahun dengan tingkat SES E – SES A (pengeluaran dari Rp750.000 – Rp 3.500.000 per bulan).  Responden terdiri dari 250 orang di tiap kota (Marketing, 2009).
 Redoxon Double Action memperoleh angka Top Brand Indeks sebesar 21,4% yang diukur dengan menggunakan 3 parameter, yaitu: top of mind awareness (yaitu didasarkan atas merek yang pertama kali disebut oleh responden ketika kategori produk disebutkan), last used (yaitu didasarkan atas merek yang terakhir kali digunakan oleh responden), dan future intention (yaitu didasarkan atas merek yang ingin digunakan di masa mendatang). Nilai semua parameter tersebut, dihitung dalam kategori tiap produk sehingga mendapatkan indeks diatas (Marketing, 2009).

  1. Distinctiveness dan innovation
Kunci keberhasilan dalam penjualan suatu produk yaitu memiliki aspek distinctiveness dan innovation, ditengah persaingan yang semakin ketat. Dengan memiliki aspek tersebut, suatu perusahaan akan mempunyai added value dibandingkan perusahaan yang lain. Hal tersebut, juga dilakukan oleh PT. Bayer Indonesia, dimana mempunyai kelebihan dalam memproduksi tablet effervescent yang berkualitas dan sulit ditandingi. Selain itu, juga adanya inovasi yang terus menerus terhadap produk yang dihasilkan. Sebagai contohnya, setelah mencapai keberhasilan dalam meluncurkan RDA, PT. Bayer juga terus melakukan inovasi dengan memproduksi RDA dalam bentuk sediaan tablet hisap (chewable). Dengan sedian baru tersebut, akan memberikan alternatif pilihan bagi seseorang yang menginginkan kepraktisan dalam mengkonsumsi vitamin C. Dan untuk menegaskan kembali eksistensinya, PT. Bayer Indonesia meluncurkan rasa baru RDA yaitu Blackcurrant (Keola, 2008). Dengan rasa baru tersebut diharapkan dapat mengurangi rasa asam vitamin C yang sering kurang bersahabat bagi lambung yang sensitif. Dengan demikian cakupan pasar RDA semakin luas dengan adanya rasa jeruk dan blackcurrant, yang dapat mengakomodasi keinginan konsumen.
  1. Kualitas produk
Keunggulan RDA dibandingkan dengan para pesaingnya, juga dapat dilihat dari kualitas produknya. Hal tersebut tidak lepas dari penerapan standar yang ketat dengan berpedoman pada Good Manufacturing Practice (GMP) dan European Pharmacopeia, karena RDA juga ditujukan untuk pasar internasional. Oleh karena itu, PT. Bayer Indonesia Cimanggis Plant menggunakan peralatan dan bangunan yang modern dan canggih untuk memproduksi tablet effervescent yang berkualitas. Peralatan yang digunakan untuk produksi menggunakan in line production, sehingga produk yang dihasilkan menjadi lebih cepat dan lebih banyak daripada off line production. Untuk kontrol kualitas kelembaban dan suhu yang menjadi titik kritis produksi digunakan Building Automatization System (BAS). Sistem tersebut dapat mengendalikan suhu dan kelembaban ditempat produksi secara computeries. Dalam proses pembuatan tablet effervescent persyaratan kondisi yang diperlukan yaitu lingkungan yang mempunyai kelembaban dan suhu rendah (25% dan 250C) serta terkendali untuk mencegah granul atau tablet lekat dengan bagian mesin cetak, dan mencegah penyerapan lembab dari atmosfer yang dapat meningkatkan ketidakstabilan tablet.



  1. Marketing mix
Keberhasilan RDA dalam meraih Top Brand Award 3 tahun berturut-turut, juga tidak lepas dari strategi marketing PT. Bayer Indonesia yang jitu dalam membaca pangsa pasar yang dituju. PT. Bayer Indonesia juga mengoptimalkan peran marketing mix yang mendukung strategi tersebut.
a)      Product
            Kualitas produk yang dihasilkan oleh PT. Bayer Indonesia sudah tidak diragukan lagi. Hal ini dikarenakan, PT. Bayer Indonesia menggunakan standart yang ketat untuk menjamin kualitas produk yang dihasilkan yaitu Good Manufacturing Practice (GMP) dan European Pharmacopeia. Selain itu penggunaan teknologi modern untuk bangunan dan peralatan juga mendukung dihasilkannya produk yang berkualitas. Untuk menjamin kualitas produk yang dihasilkan, juga dilakukan pembuatan Product Quality Review (PQR) untuk mengetahui trend kecenderungan kualitas produk yang dihasilkan secara berkala. Dengan PQR, kualitas suatu produk dapat dimonitoring, sehingga jika nantinya produk yang dihasilkan memiliki kecenderungan untuk keluar dari batas spesifikasi yang ditentukan, dapat segera dilakukan tindak lanjut. Dari segi inovasi produk, perbaikan RDA dilakukan terus menerus untuk merespon kebutuhan pasar. Hal ini dibuktikan dengan adanya RDA tablet hisap dan RDA rasa blackcurrant.
b)      Price
            Harga yang ditawarkan RDA sangat kompetitif dengan produk tablet effervescent vitamin C lainnya. Dengan harga tersebut, RDA dapat terjangkau oleh masyarakat. Harga kemasan satu tube yang berisi 10 tablet adalah Rp. 22.000. Dimana penggunaan untuk sehari sekali satu tablet.
c)      Place
            Dari segi distribusi, pada awalnya PT. Bayer Indonesia hanya menggunakan distributor tunggal yaitu APL. Dalam perkembangannya, untuk lebih memaksimalkan pemasaran produknya maka pendistribusian tidak lagi hanya menggunakan distributor tunggal tetapi multi distributor. Distributor tersebut yaitu Bramada, Tri sapta, dan Daya Muda Agung. Dengan langkah tersebut, ketersediaan RDA dipasaran akan berjalan lancar. Selain itu, RDA juga mudah didapat karena dipasarkan di apotek, swalayan dan toko-toko.
d)     Promotion
            Promosi RDA lewat jalur iklan melalui media televisi, cetak (majalah dan leaflet) dan elektronik (radio). Selain itu, PT. Bayer Indonesia juga aktif dalam kegiatan kemanusiaan yang secara tidak langsung juga memperkenalkan RDA di masyarakat. Dan untuk lebih meningkatkan penjualan produk multivitamin PT. Bayer Indonesia termasuk RDA, baru-baru ini dilakukan program “beli satu dapat satu sabun Nuvo”.

  1. KESIMPULAN
a)      Kunci sukses Redoxon Double Action yang diproduksi PT. Bayer Indonesia Cimanggis Plant untuk unggul dari pesaingnya yaitu dengan mengedepankan aspek distinctiveness dan innovation.
b)      Keberhasilan Redoxon Double Action dalam meraih Top Brand Award 3 kali berturut-turut sejak tahun 2007-2009, tidak lepas dari strategi untuk mengoptimalkan peran marketing mix produk tersebut.

  1. PUSTAKA
Agung, F., 2009, Laporan Praktek Kerja Program Profesi Apoteker PT. Bayer Indonesia Cimanggis Plant, 4-6, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. 
Anonim, 2007, Redoxon Double Action Vitamin C, http://www.thenewbatavia.com/page12903938.aspx, diakses tanggal 13 Desember 2009.
Anonim, 2009, Redoxon Raih Top Brand Award tahun 2009, Majalah MARKETING, No, 07/IX/Juli 2009, 86.
Chan, K. W., dan Mauborgne, R., 2005, Blue Ocean Strategy, Harvard Business School Press, USA.
Chandra, E., 2008, Visi Menuju Prestasi, http://e-chandra.blogspot.com, diakses tanggal 26 Desember  2009.
Dodi, 2009, Pasar Vitamin C, http://dodirun.blogspot.com/2009/06/pasar-vitamin-c.html, diakses tanggal 13 Desember 2009.
Keola, 2008, Redoxon Double Action kini dalam rasa Blackcurrant, http://yennycreations.site50.net/index_files/redoxonnew.htm, diakses tanggal 13 Desember 2009.
Kotler, P., 2002, Marketing Management, 10th edition, 378-379, Prentice Hall, Inc.
Swastha, Basu., 2000, Manajemen Pemasaran : Analisa Perilaku Konsumen, 214, BPFE, Yogyakarta. 


3 komentar:

  1. Hii Fajar,

    Apakah punya data tentang sales/market redoxon atau vitamin c effervescent di indonesia?
    Atau Fajar tahu sumber lain yang bisa saya akses untuk memperoleh data tsb?
    Kalau tahu boleh minta di-share yaa
    Biasaa, ini juga untuk kebutuhan skripsi.

    Terima kasih
    Heri

    BalasHapus
  2. permisi ya gan
    okeyprofits
    saya sudah coba dan rasakan keuntungannya
    sekarang giliran anda untuk merasakan dan menikmati keuntungannya
    modal 100 rb kita bisa untung jutaan rupiah hanya dalam 1 minggu.
    deposit 10 USD untung 1,5% perhari
    deposit 100 USD untung 2% perhari
    dan kita dapat bonus 5% untuk seiap member baru yg kita rekrut
    daftar dari url sya
    http://www.okeyprofits.com/register.php?ref=mhdadi27
    atau hubungi 087892336472 / 082166643133

    BalasHapus
  3. Coin Casino Review (2021) | Bonuses and Review - Casinowoworld
    This 인카지노 review contains the top casino games, the งานออนไลน์ main promotions, 메리트카지노총판 and bonuses offered by the cryptocurrency casino and all the other things that

    BalasHapus

Multicursor - Working In Background