- PENDAHULUAN
- Latar Belakang
Kesadaran masyarakat yang
semakin tinggi, mendorong seseorang menjadi lebih concern untuk menjaga kesehatannya. Hal tersebut juga dibarengi
dengan perkembangan ilmu dan teknologi yang semakin maju. Tingkat aktivitas
seseorang yang tinggi, menuntut seseorang mengkonsumsi multivitamin untuk
menjaga kesehatan tubuh agar tidak mudah terserang penyakit. Vitamin, khususnya
C, merupakan salah satu zat yang diperlukan tubuh manusia setiap hari, sebagai
antioksidan dan menjaga kekebalan tubuh terhadap berbagai jenis penyakit.
Produk vitamin C
tergolong paling populer dan sering dikonsumsi masyarakat Indonesia. Cukup
banyak produsen yang berkompetisi menawarkan berbagai jenis vitamin C. Produsen
tersebut, antara lain PT. Bayer Indonesia (Redoxon Double Action), PT. Takeda
Indonesia (Vitacimin), PT. Kalbe Farma (Xon-C) dan PT. Pyridam (Ester C).
Bermacam-macam bentuk sediaan yang mengandung vitamin C yaitu tablet (C-IPI),
tablet effervescent (Redoxon), tablet
hisap (Vitacimin), serbuk (C-1000 sidomuncul), dan larutan (You C1000) (Dodi,
2009).
Redoxon merupakan
produk tablet effervescent vitamin C
pertama di Indonesia, yang awalnya dihasilkan oleh PT. Roche Indonesia. Proses pembuatan
tablet effervescent hampir sama
dengan tablet konvesional, tetapi banyak hal penting yang harus diperhatikan untuk
menjaga stabilitasnya. Oleh karena itu, tidak banyak produsen yang membuat
tablet effervescent di Indonesia. Pada
Januari 2005, bisnis obat bebas/Over The Counter (OTC) PT. Roche secara global diambil alih oleh PT.
Bayer. Oleh karena itu, redoxon mulai
diproduksi oleh PT. Bayer Indonesia.
Pada awalnya belum
banyak produsen yang menghasilkan produk dalam bentuk tablet effervescent, sehingga redoxon menjadi market leader dalam tablet effervescent vitamin C. Saat ini ada
beberapa produsen yang mulai masuk dalam pasar tablet effervescent vitamin C, antara lain Protecal Defense (PT. Konimex)
dan Ester C Holisticare (PT. Pyridam). Walaupun demikian redoxon tetap menjadi
multivitamin yang mempunyai market share tertinggi
di Indonesia. Hal ini dibuktikan Redoxon Double Action dengan meraih
penghargaan Top Brand Award untuk
kategori Vitamin C, sejak tahun 2007 sampai dengan tahun 2009, berdasarkan
hasil riset yang dilakukan oleh majalah Marketing
dan Frontier Consulting Group.
Dengan
hasil yang telah dicapai tersebut, penulis berkeinginan untuk mempelajari
strategi marketing, khususnya PT. Bayer Indonesia dalam memasarkan salah satu
produknya yaitu Redoxon Double Action (RDA).
- Substansi
Pembahasan
Dalam karya tulis ini
akan dibahas mengenai marketing mix PT.
Bayer Indonesia Cimanggis Plant dalam
mengembangkan Redoxon Double Action menjadi Top
Brand Award kategori vitamin C.
- Maksud dan Tujuan
a)
Mengetahui keunggulan Redoxon Double Action
dibandingkan dengan para pesaingnya.
b)
Mengetahui penerapan marketing mix PT. Bayer Indonesia Cimanggis Plant dalam memasarkan salah
satu produknya yaitu Redoxon Double Action.
- TELAAH PUSTAKA
- Landasan Teori
Pengertian pemasaran adalah
suatu sistem keseluruhan dari kegiatan usaha yang dirancang untuk merencanakan,
menetapkan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang, jasa, dan ide-ide yang
dapat memuaskan keinginan pasar sasaran dalam usaha mencapai tujuan organisasi (Swastha,
2000).
Kim dan Mauborgne dalam bukunya “Blue
Ocean Strategy“ mengajarkan bahwa “Red
Ocean Strategy” atau bersaing pada kondisi persaingan pasar yang sangat
ketat, sudah tidak relevan lagi untuk diterapkan karena hanya menghasilkan
kerugian dari para “pemain” yang ada pada pasar tersebut. Sebaliknya mereka
menawarkan suatu konsep strategi baru yaitu “Blue Ocean Strategy” dimana strategi ini dilakukan dengan cara
keluar dari padatnya kondisi persaingan dan berusaha untuk melakukan value inovation yang menghasilkan
penawaran–penawaran baru atas kebutuhan yang belum terlayani dengan situasi persaingan yang
lebih lengang (Chan and Mauborgne, 2005).
Brand
awareness adalah ukuran kekuatan eksistensi kita di benak
pelanggan. Brand awareness merupakan
salah satu alasan konsumen untuk membeli suatu produk yang didasarkan hasil
identifikasi atas suatu merk produk. Brand
awareness meliputi :
a)
Brand
recognition, merk yang pernah diketahui pelanggan.
Strategi pengenalan sebuah merk produk yang ditekankan pada pengenalan produk
baru atau merk baru dalam pasar.
b)
Brand
recall, merk yang pernah diingat pelanggan untuk suatu
kategori produk tertentu. Strategi perusahaan sebuah produk yang berusaha
mengingatkan dalam benak pikiran masyarakat bahwa merk produk tersebut masih
beredar di masyarakat.
c)
Top
of Mind, merk pertama yang disebut pelanggan sebagai salah
satu kategori produk tertentu (Chandra, 2008).
Marketing Mix (bauran pemasaran) adalah kombinasi dari empat variabel atau kegiatan yang merupakan
inti dari sistem pemasaran yakni produk, struktur harga, sistem distribusi dan
kegiatan promosi. Keempat unsur yang terdapat dalam kombinasi tersebut paling
berhubungan dan saling mempengaruhi (Kotler, 2002).
a)
Product (Produk)
Produk ialah barang dan atau
jasa yang ditawarkan di pasar untuk dikonsumsi oleh konsumen. Pengolahan produk
termasuk di dalamnya perencanaan dan pengembangan produk dan atau jasa yang
baik untuk dapat dipasarkan oleh perusahaan. Beberapa elemen dari produk tadi
antara lain ialah kualitas, bentuk fisik, kemasan, merk dagang, servis dan
lain-lain.
b)
Price (Harga)
Harga menduduki tempat yang
penting karena akan menentukan penerimaan perusahaan. Dalam menentukan harus
menitikberatkan pada kemampuan pembeli pada harga yang telah ditetapkan. Harga
bukan semata-mata untuk menutupi biaya produk dan keuntungan yang diinginkan
perusahaan, tetapi yang lebih penting akan menunjukkan persepsi konsumen
terhadap suatu produk.
c)
Place (Distribusi)
Merupakan upaya agar produk
yang ditawarkan berada pada tempat dan waktu yang tepat sesuai dengan kebutuhan
konsumen dengan biaya wajar. Beberapa unsur yang perlu diperhatikan antara lain
: saluran distribusi, jangkauan distribusi, persediaan barang dan transportasi.
d)
Promotion (Promosi)
Promosi merupakan salah satu
variabel yang penting dalam pemasaran, yang merupakan suatu proses yang berlanjut.
Adanya promosi dapat membantu pihak-pihak yang terlibat dalam pemasaran untuk
memperbaiki hubungan antara pemasar dan konsumen (Kotler, 2002).
- Obyek Studi
a) Redoxon Double Action
Redoxon Double Action
mengandung dua nutrisi penting untuk membantu menjaga sistem daya tahan tubuh.
Digunakan untuk membantu memenuhi kebutuhan vitamin C dan Zinc, misalnya pada
saat flu. Juga pada keadaan demam, skorbut, gusi berdarah, penyembuhan luka,
dan perawatan setelah operasi. Tiap tablet mengandung vitamin C 1000 mg, Zinc
10 mg, pemanis, pengisi dan aroma. Kemasan yang digunakan terdiri kemasan
sekunder (karton) dan kemasan primer (tube) dengan warna karton yang didominasi
warna kuning (Anonim, 2007).
b) PT. Bayer Indonesia
PT. Bayer Indonesia
merupakan perusahan penanaman modal asing (PMA) di bidang obat-obatan yang
didirikan pada tanggal 14 Maret 1969. PT. Bayer Indonesia didirikan atas dasar
lisensi dari Bayer AG sebagai perusahaan Penanaman Modal Asing (PMA) yang
sahamnya semula dipegang seluruhnya oleh Bayer AG.
Sejak pertama kali didirikan pada tahun 1969, PT. Bayer Indonesia hanya berfungsi sebagai distributor produksi obat-obat
PT. Bayer dari negara lainnya. Pada tahun 1971 PT. Bayer Indonesia mulai
memproduksi obat-obatan yang digunakan untuk manusia dengan nama PT. Bayer
Pharma Indonesia yang berlokasi di Jalan Raya Bogor Km. 28, Cibubur.
Setahun kemudian, PT. Bayer Pharma Indonesia mengembangkan usahanya dengan
mendirikan PT. Bayer Agro Chemical
yang berlokasi di kawasan Pulo Gadung, untuk memproduksi obat-obatan serangga
seperti insektisida, pestisida dan lain-lain.
Dengan semakin berkembangnya PT. Bayer Pharma Indonesia, pada tahun 1981 didirikanlah
PT. Bayer Anyer Chemical di Gresik,
Jawa Timur. PT. Bayer Anyer Chemical
memproduksi bahan-bahan makanan ternak, obat-obatan untuk hewan ternak, dan
bahan baku yang diperlukan PT. Bayer Pharma Indonesia (misalnya asetosal dan
piperazin).
Pada bulan Mei 1982, dilakukan penggabungan (merger) antara PT. Bayer Pharma Indonesia, PT. Bayer
Agro Chemical, dan PT. Bayer Anyer Chemical sehingga PT. Bayer Pharma
Indonesia berubah menjadi PT. Bayer Indonesia yang berlokasi di Jalan Raya Bogor Km. 28, Cibubur.
Pada tahun yang sama, PT. Bayer Indonesia melakukan go public dengan menanamkan sahamnya di Bursa Efek Jakarta (BEJ). Kemudian
pada tahun 1997, PT. Bayer Indonesia berubah nama menjadi PT. Bayer
Indonesia, Tbk. dan pada tahun 1998, PT. Bayer Indonesia, Tbk. memperoleh
sertifikat ISO 9002.
Pada tanggal 31
Desember 2002, PT. Bayer Indonesia, Tbk. melakukan divestasi usaha kesehatan
rumah tangga setelah pemegang saham PT. Bayer Indonesia, Tbk. menyetujui
penjualan produk kesehatan rumah tangga kepada PT. Johnson Home Hygiene Product pada rapat umum pemegang saham luar biasa.
Pada saat yang sama, perseroan membeli seluruh saham PT. Aventis Club Science Indonesia sehingga usaha
agro kimia dua perusahaan tersebut bergabung dan secara tidak langsung telah
menempatkan perusahaan berada di jajaran atas pemimpin pasar untuk bidang ini.
Pada Januari 2005, bisnis obat bebas/Over
The Counter (OTC) PT. Roche secara global diambil alih oleh Bayer, termasuk
5 pabrik yang salah satunya adalah pabrik di Indonesia (Jalan Raya Bogor Km.
32, Cimanggis, Depok). Dengan adanya akuisisi ini, saat ini PT. Bayer mempunyai
dua buah pabrik yang memproduksi obat-obatan. Pabrik tersebut antara lain
berlokasi di Cibubur dan Cimanggis yang dikenal dengan nama PT. Bayer Cibubur
dan PT. Bayer Cimanggis. PT. Bayer Cibubur lebih banyak memproduksi
obat ethical
(dengan resep dokter), sedangkan PT.
Bayer Cimanggis lebih fokus terhadap produk OTC dan suplemen. Selain
memproduksi obat–obatan untuk pengobatan dan pencegahan penyakit pada manusia,
PT. Bayer Indonesia khususnya Bayer Crop science yang berpusat di Surabaya juga
memproduksi obat-obatan untuk penyakit pada tanaman, insektisida, dan
lain-lain.
PT. Bayer Indonesia sebagai perusahaan induk di Indonesia sekaligus
perusahaan yang menghasilkan dan memasarkan beragam produk Health Care dan Crop Science
juga mengekspor berbagai produk farmasi berupa obat-obatan ke negara-negara di
kawasan Asia-Pasifik seperti Australia, Filipina, Malaysia, Hongkong, Thailand,
serta Taiwan. Untuk lebih mengembangkan usahanya, PT. Bayer Indonesia saat ini
mengadakan perluasan pabrik dan penambahan fasilitas-fasilitas pendukung lainnya
yang dapat menunjang dan memperlancar jalannya proses produksi serta
peningkatan mutu produk. Dengan adanya pengembangan ini, pada tahun 2005 proyek
Jakarta Excellence Project (JEP) yang
diajukan PT. Bayer disetujui. Dengan realisasi proyek JEP ini secara sempurna,
diharapkan akan dapat membantu PT. Bayer untuk lebih maksimal dalam
pengembangan produksi OTC maupun suplemen, tidak hanya untuk kebutuhan lokal
tetapi juga untuk kawasan Asia Pasifik (Agung, 2009).
c) Strategi marketing mix Redoxon Double Action
Marketing
mix
adalah kombinasi
variabel atau kegiatan yang merupakan inti dari sistem pemasaran yang terdiri
dari strategi produk, harga, promosi, dan distribusi.
Marketing mix
yang dipilih harus
disesuaikan dengan karakteristik pasar sasarannya. Strategi ini
merupakan salah satu elemen penting yang dapat membangun ekuitas merk suatu
produk.
- PEMBAHASAN
- Tablet
effervescent
Redoxon yang pada
awalnya dibuat oleh PT. Roche Indonesia, merupakan tablet effervescent vitamin C pertama kali di Indonesia. Sampai pindah
tangan ke PT. Bayer Indonesia, tidak ada produsen yang bergerak dalam pasar ini
karena proses pembuatannya yang tidak mudah. Dimana kontrol suhu sangat
berpengaruh dalam stabilitas proses pembuatannya. Keunggulan tablet effervescent dibanding tablet biasa
yaitu karena waktu larutnya yang cepat sekitar 2-3 menit, maka pada saat kita
minum, zat aktifnya cepat diserap oleh tubuh. Selain itu juga merupakan sediaan
yang cocok untuk zat aktif dosis tinggi dan tidak perlu menelan tablet sehingga
menguntungkan untuk beberapa orang-orang atau anak yang sulit menelan tablet. Dibandingkan
dengan bentuk larutan, kadar vitamin C pada produk dalam bentuk cair cenderung
terus menurun dari waktu ke waktu. Vitamin C tergolong zat yang tidak stabil
dan mudah rusak jika terlalu banyak terkena sinar matahari dan udara.
- Blue Ocean
Strategic
Dengan tidak adanya
pesaing dalam pasar tablet efferevescent, redoxon menjadi market leader dalam pasar tablet effervescent vitamin C di Indonesia. Meskipun produk-produk vitamin
C sudah banyak beredar, tetapi vitamin C dalam bentuk tablet effervescent hanya redoxon. Strategi yang
dilakukan seperti ini dikenal dengan istilah Blue Ocean Strategic. Blue
Ocean Strategic merupakan suatu strategi dimana untuk mencari pangsa pasar
yang orang lain belum masuk dan bagaimana diberdayakan untuk dapat menghasilkan
keuntungan sendiri. PT. Roche telah menerapkan hal tersebut, dengan memproduksi
tablet effervescent di Indonesia yang
belum ada produsen lain yang membuatnya. Sehingga PT. Roche menjadi andalan
untuk produsen tablet effervescent di
Indonesia. Selain redoxon, tablet effervescent
lainnya yang diproduksi PT. Roche dan saat ini diproduksi Bayer Indonesia
adalah Berocca, Calsium D Redoxon (CDR) dan Supradyn.
- Brand awareness
Seiring perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi, mulai muncul pesaing dalam pasar tablet effervescent vitamin C. Pesaing tersebut
antara lain Protecal Defence Eff (PT. Konimex), Ever C 1000 Eff (PT. Konimex)
dan Ester C Holisticare Eff (PT. Pyridam). Dengan demikian Blue Ocean Strategic akan berubah menjadi Red Ocean Strategic, seperti yang terjadi dalam pasar tablet
vitamin C. Dimana awalnya hanya redoxon
dalam pasar tablet effervescent
vitamin C, tetapi dengan munculnya pesaing maka persaingan menjadi semakin ketat.
Oleh karena itu, dibutuhkan usaha-usaha untuk tetap unggul dari pesaing-pesaing
tersebut. Salah satu keuntungan redoxon dibandingkan para pesaingnya tersebut
yaitu redoxon sudah mempunyai Brand
awareness di masyarakat sejak diproduksi oleh PT. Roche Indonesia sampai
diambil oleh PT. Bayer Indonesia. Brand
awareness RDA telah terbentuk dalam benak masyarakat Indonesia sebagai
suplemen vitamin C. Hal tersebut, menjadi salah satu unsur penting dalam
pembentukan ekuitas merk RDA.
- Top Brand Award
Sejak diproduksi oleh PT.
Bayer Indonesia, redoxon mengalami perkembangan yang cukup significant. Perubahan yang dilakukan yaitu dengan meluncurkan
Redoxon Double Action (RDA) dengan kandungan zinc dan vitamin C yang lebih
banyak yaitu 1000 mg, yang mempunyai fungsi untuk menjaga daya tahan tubuh
dengan rasa jeruk. Dengan peluncuran produk baru tersebut, penjualan redoxon mengalami
peningkatan. Hal tersebut ditandai dengan penghargaan yang diraih oleh Redoxon
Double Action dalam hal Produk Terbaik (Top
Brand Award) untuk kategori Vitamin C dari tahun 2007-2009. Produk ini menduduki
posisi pasar tertinggi untuk kriteria pangsa pikiran (mind share), pangsa pasar (market
share) dan pangsa komitmen (commitment
share). Keberhasilan tersebut, tidak lepas dari strategi marketing PT. Bayer
Indonesia dalam mengembangkan produk ini.
Penghargaan Top Brand diberikan berdasarkan hasil
riset yang dilakukan oleh majalah Marketing
dan Frontier Consulting Group. Sejak
tahun 2007, Top Brand dilakukan dua kali setahun yang disebut Top Brand Fase I dan Top Brand Fase II. Redoxon Double
Action masuk dalam survei yang dilakukan pada Fase II bersama dengan 81
kategori produk dan 30 kategori retail. Top
Brand survei Fase II dilakukan di 6 kota besar : Jakarta, Bandung,
Semarang, Surabaya, Medan dan Makassar, dengan responden pria dan wanita
berusai 15-65 tahun dengan tingkat SES E – SES A (pengeluaran dari Rp750.000 –
Rp 3.500.000 per bulan). Responden terdiri dari 250 orang di tiap kota
(Marketing, 2009).
Redoxon Double Action memperoleh angka Top Brand Indeks sebesar 21,4% yang
diukur dengan menggunakan 3 parameter, yaitu: top of mind awareness (yaitu didasarkan atas merek yang
pertama kali disebut oleh responden ketika kategori produk disebutkan), last used (yaitu didasarkan atas
merek yang terakhir kali digunakan oleh responden), dan future intention (yaitu didasarkan
atas merek yang ingin digunakan di masa mendatang). Nilai semua parameter
tersebut, dihitung dalam kategori tiap produk sehingga mendapatkan indeks diatas
(Marketing, 2009).
- Distinctiveness dan
innovation
Kunci keberhasilan
dalam penjualan suatu produk yaitu memiliki aspek distinctiveness dan innovation,
ditengah persaingan yang semakin ketat. Dengan memiliki aspek tersebut,
suatu perusahaan akan mempunyai added
value dibandingkan perusahaan yang lain. Hal tersebut, juga dilakukan oleh
PT. Bayer Indonesia, dimana mempunyai kelebihan dalam memproduksi tablet effervescent yang berkualitas dan sulit
ditandingi. Selain itu, juga adanya inovasi yang terus menerus terhadap produk
yang dihasilkan. Sebagai contohnya, setelah mencapai keberhasilan dalam
meluncurkan RDA, PT. Bayer juga terus melakukan inovasi dengan memproduksi RDA
dalam bentuk sediaan tablet hisap (chewable).
Dengan sedian baru tersebut, akan memberikan alternatif pilihan bagi seseorang
yang menginginkan kepraktisan dalam mengkonsumsi vitamin C. Dan untuk
menegaskan kembali eksistensinya, PT. Bayer Indonesia meluncurkan rasa baru RDA
yaitu Blackcurrant (Keola, 2008). Dengan rasa baru tersebut diharapkan dapat mengurangi
rasa asam vitamin C yang sering kurang bersahabat bagi lambung yang sensitif. Dengan
demikian cakupan pasar RDA semakin luas dengan adanya rasa jeruk dan
blackcurrant, yang dapat mengakomodasi keinginan konsumen.
- Kualitas
produk
Keunggulan RDA
dibandingkan dengan para pesaingnya, juga dapat dilihat dari kualitas
produknya. Hal tersebut tidak lepas dari penerapan standar yang ketat dengan berpedoman
pada Good Manufacturing Practice
(GMP) dan European Pharmacopeia, karena RDA juga ditujukan untuk pasar
internasional. Oleh karena itu, PT. Bayer Indonesia Cimanggis Plant
menggunakan peralatan dan bangunan yang modern dan canggih untuk memproduksi
tablet effervescent yang berkualitas. Peralatan yang digunakan untuk
produksi menggunakan in line production, sehingga produk yang dihasilkan
menjadi lebih cepat dan lebih banyak daripada off line production. Untuk
kontrol kualitas kelembaban dan suhu yang menjadi titik kritis produksi
digunakan Building
Automatization System (BAS). Sistem tersebut dapat mengendalikan suhu dan kelembaban ditempat
produksi secara computeries. Dalam proses pembuatan tablet effervescent
persyaratan kondisi yang diperlukan yaitu lingkungan yang mempunyai kelembaban dan suhu rendah (25% dan 250C) serta terkendali untuk mencegah granul atau tablet lekat dengan
bagian mesin cetak, dan mencegah
penyerapan lembab dari atmosfer yang dapat meningkatkan ketidakstabilan tablet.
- Marketing mix
Keberhasilan RDA dalam
meraih Top Brand Award 3 tahun
berturut-turut, juga tidak lepas dari strategi marketing PT. Bayer Indonesia
yang jitu dalam membaca pangsa pasar yang dituju. PT. Bayer Indonesia juga
mengoptimalkan peran marketing mix
yang mendukung strategi tersebut.
a)
Product
Kualitas produk yang dihasilkan oleh
PT. Bayer Indonesia sudah tidak diragukan lagi. Hal ini dikarenakan, PT. Bayer
Indonesia menggunakan standart yang ketat untuk menjamin kualitas produk yang
dihasilkan yaitu Good Manufacturing Practice (GMP) dan European Pharmacopeia. Selain itu penggunaan teknologi
modern untuk bangunan dan peralatan juga mendukung dihasilkannya produk yang
berkualitas. Untuk menjamin kualitas produk yang dihasilkan, juga dilakukan
pembuatan Product Quality Review (PQR) untuk mengetahui trend
kecenderungan kualitas produk yang dihasilkan secara berkala. Dengan PQR, kualitas
suatu produk dapat dimonitoring, sehingga jika nantinya produk yang dihasilkan
memiliki kecenderungan untuk keluar dari batas spesifikasi yang ditentukan,
dapat segera dilakukan tindak lanjut. Dari segi inovasi produk, perbaikan RDA
dilakukan terus menerus untuk merespon kebutuhan pasar. Hal ini dibuktikan
dengan adanya RDA tablet hisap dan RDA rasa blackcurrant.
b)
Price
Harga yang ditawarkan RDA sangat
kompetitif dengan produk tablet effervescent
vitamin C lainnya. Dengan harga tersebut, RDA dapat terjangkau oleh masyarakat.
Harga kemasan satu tube yang berisi 10 tablet adalah Rp. 22.000. Dimana
penggunaan untuk sehari sekali satu tablet.
c)
Place
Dari segi distribusi, pada awalnya
PT. Bayer Indonesia hanya menggunakan distributor tunggal yaitu APL. Dalam perkembangannya,
untuk lebih memaksimalkan pemasaran produknya maka pendistribusian tidak lagi
hanya menggunakan distributor tunggal tetapi multi distributor. Distributor
tersebut yaitu Bramada, Tri sapta, dan Daya Muda Agung. Dengan langkah tersebut,
ketersediaan RDA dipasaran akan berjalan lancar. Selain itu, RDA juga mudah
didapat karena dipasarkan di apotek, swalayan dan toko-toko.
d)
Promotion
Promosi RDA lewat jalur iklan
melalui media televisi, cetak (majalah dan leaflet) dan elektronik (radio). Selain
itu, PT. Bayer Indonesia juga aktif dalam kegiatan kemanusiaan yang secara
tidak langsung juga memperkenalkan RDA di masyarakat. Dan untuk lebih
meningkatkan penjualan produk multivitamin PT. Bayer Indonesia termasuk RDA, baru-baru
ini dilakukan program “beli satu dapat satu sabun Nuvo”.
- KESIMPULAN
a)
Kunci sukses Redoxon Double Action yang
diproduksi PT. Bayer Indonesia Cimanggis
Plant untuk unggul dari pesaingnya yaitu dengan mengedepankan aspek distinctiveness dan innovation.
b)
Keberhasilan Redoxon Double Action dalam
meraih Top Brand Award 3 kali
berturut-turut sejak tahun 2007-2009, tidak lepas dari strategi untuk mengoptimalkan
peran marketing mix produk tersebut.
- PUSTAKA
Agung, F., 2009, Laporan Praktek Kerja Program Profesi
Apoteker PT. Bayer Indonesia Cimanggis Plant, 4-6, Universitas Sanata
Dharma, Yogyakarta.
Anonim, 2007, Redoxon Double Action Vitamin C, http://www.thenewbatavia.com/page12903938.aspx,
diakses tanggal 13 Desember 2009.
Anonim, 2009, Redoxon
Raih Top Brand Award tahun 2009, Majalah
MARKETING, No, 07/IX/Juli 2009, 86.
Chan, K. W.,
dan Mauborgne, R., 2005, Blue Ocean Strategy, Harvard Business School Press, USA.
Chandra, E., 2008, Visi Menuju Prestasi, http://e-chandra.blogspot.com,
diakses tanggal 26 Desember 2009.
Dodi, 2009, Pasar
Vitamin C, http://dodirun.blogspot.com/2009/06/pasar-vitamin-c.html,
diakses tanggal 13 Desember 2009.
Keola, 2008, Redoxon Double Action kini dalam rasa
Blackcurrant, http://yennycreations.site50.net/index_files/redoxonnew.htm,
diakses tanggal 13 Desember 2009.
Kotler, P., 2002, Marketing Management, 10th edition, 378-379,
Prentice Hall, Inc.
Swastha, Basu., 2000, Manajemen Pemasaran : Analisa Perilaku
Konsumen, 214, BPFE, Yogyakarta.
Hii Fajar,
BalasHapusApakah punya data tentang sales/market redoxon atau vitamin c effervescent di indonesia?
Atau Fajar tahu sumber lain yang bisa saya akses untuk memperoleh data tsb?
Kalau tahu boleh minta di-share yaa
Biasaa, ini juga untuk kebutuhan skripsi.
Terima kasih
Heri
permisi ya gan
BalasHapusokeyprofits
saya sudah coba dan rasakan keuntungannya
sekarang giliran anda untuk merasakan dan menikmati keuntungannya
modal 100 rb kita bisa untung jutaan rupiah hanya dalam 1 minggu.
deposit 10 USD untung 1,5% perhari
deposit 100 USD untung 2% perhari
dan kita dapat bonus 5% untuk seiap member baru yg kita rekrut
daftar dari url sya
http://www.okeyprofits.com/register.php?ref=mhdadi27
atau hubungi 087892336472 / 082166643133
Coin Casino Review (2021) | Bonuses and Review - Casinowoworld
BalasHapusThis 인카지노 review contains the top casino games, the งานออนไลน์ main promotions, 메리트카지노총판 and bonuses offered by the cryptocurrency casino and all the other things that